Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan menutup pengoperasian empat pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Jawa pada 2011 ini. Hal itu seiring upaya penghematan konsumsi BBM yang menembus kisaran 9,1 juta kiloliter.
Kebutuhan listrik di kota-kota besar di Jawa akan dipasok dari dua PLTU yakni Suralaya dan Paiton yang sudah beroperasi. Untuk itu, pasokan listrik di sejumlah kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta dan Semarang akan dialihkan ke kedua PLTU tersebut.
“Ini demi penghematan konsumsi BBM pada pembangkit listrik,” kata Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan, di Jakarta, Kamis (6/1).
Empat pembangkit listrik BBM yang segera ditutup pengoperasiannya yaitu pembangkit listrik Muara Tawar, Tambak Lorok, Muara Karang, serta Tanjung Priok.
Dahlan menjelaskan, pihaknya akan membangun gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) serta memasang IBT (trafo) di Ungaran guna mengubah tegangan listrik yang berasal dari PLTU yang sebelumnya mencapai 500 KV menjadi 150 KV.
“GITET di Ungaran itu akan memasok listrik sekitar 400 MW untuk Kota Semarang. Selain itu, listrik di kota itu juga akan ditambah dengan pasokan dari PLTU Rembang sebesar 600 MW,” paparnya.
Pembangkit listrik Tambak Lorok yang sebelumnya memasok 1.000 MW bakal dimatikan sepenuhnya pada pertengahan 2011. “Pembangkit listrik Tambak Lorok hanya akan menjadi pembangkit cadangan jika di kemudian hari terjadi gangguan,” ungkap Dahlan.
Untuk wilayah Jakarta, imbuh Dahlan, PLN telah memasang trafo di tujuh lokasi. Selain dipasok dari PLTU Suralaya, kebutuhan listrik bagi masyarakat Jakarta juga akan dipasok dari PLTU Lontar yang berkapasitas 3x300 MW.
Sumber : www.primaironline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar